PEMBELAJARAN TERPADU DI SD
Pembelajaran
terpadu merupakan suatu proses pembelajaran dengan memadukan beberapa macam
bidang studi ke dalam satu tema. Dengan cara ini dalam setiap pertemuan akan
diajarkan beberapa materi pelajaran yang masih saling berkaitan. Pembelajaran
terpadu ini memungkinkan siswa secara individu maupun kelompok aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep secara holistik, bermakna dan otentik.
Pembelajaran terpadu juga memperhatikan dan menyesuaikan pemberian konsep
sesuai tingkat perkembangan anak.
Apabila
dikaitkan dengan tingkat perkembangan anak, pembelajaran terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran yang memerhatikan dan menyesuaikan pemberian konsep
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Empat
klasifikasi prinsip dalam pembelajaran terpadu yaitu prinsip penggalian tema,
prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan prinsip reaksi.
Pembelajaran
terpadu memiliki berbagai ragam model pembelajaran, yaitu model Fragmented
(penggalan), Connected (keterhubungan), Nested (sarang), Sequenced
(pengurutan), Shared (irisan), Webbed (jaring laba-laba), Threaded (bergalur),
Integrated (keterpaduan), Immersed (terbenam) dan yang terahir yaitu Networked
(jaringan kerja). Setiap model pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri,
kelebihan dan kelemahan masing-masing yang berbeda-beda.
Pembelajaran
terpadu memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut :
·
Holistik
·
Bermakna
·
Otentik
·
Berpusat
pada anak
·
Memberikan
pengalaman langsung pada anak
·
Pemisah
antara bidang studi tidak begitu jelas
·
Menyajikan
konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
·
Bersikap
luwes
·
Hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan anak
Pembelajaran
terpadu diperlukan dalam proses pembelajaran siswa Sekolah Dasar karena akan
membentuk pengalaman secara total dalam pribadi anak, karena bagi anak usia SD
berawal dari pola behavioristik ke pola konstruktifistik. Dengan pembelajaran
terpadu siswa akan aktif dalam pembelajaran dan menadapatkan pengalaman
langsung.
Pembelajaran terpadu dapat dikemas dengan tema atau topik suatu
wacana yang dibahas dari berbagai sudut pandang yang mudah dipahami dan dikenal
peserta didik. Tema yang dibahas disajikan dalam konteks sains,
lingkungan,teknologi dan masyarakat yang
melibatkan aktivitas peserta didik secara berkelompok maupun mandiri.
Aktivitas peserta didik ditunjang oleh
media pembelajaran yang memadai, agar peserta didik dapat memahami tema secara
komprehensif dan telah mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Pada sekolah dasar terutama pada kelas rendah ( kelas 1, 2 dan 3
SD) terutama menggunakan model pembelajaran terpadu tematik. Peserta didik yang
berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentang usia
dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ
dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya mereka masih
melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan ( berpikir holistik). Sesuai
dengan tahap perkemabangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu
keutuhan, pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan
menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat
kesulitan bagi peserta didik. Selain itu dengan pembelajaran yang terpisah
muncul permasalahan pada kelas rendah antara lain adalah tingginya angka
mengulang kelas dan angka putus sekolah. Angka mengulang kelas peserta didik
kelas 1 SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lainnya,.
Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian
besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Atas pemikiran
tersebut dan dalam implementasi standar isi yang termuat dalam Standar Nasional
Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu,
dua dan tiga lebih sesuai jika dikelola
dalam pembelajaran terpadu melalui
pendekatan pembelajaran tematik.
Oleh
: Pusvita Retnoningsih Kelas 2G
Tidak ada komentar:
Posting Komentar